Senin, 22 Maret 2010

MIKROSKOP 1 & 2

I. Tujuan
Untuk mengetahui dan meneliti morfologi serat dalam pandangan penampang melintang dan membujur, serta untuk meneliti dimensi serat , struktur bagian dalam serat dan permukaan serat.

II. Teori Dasar
Struktur serat yang terkecil adalah serat, dimana serat terbagi atas :
• Serat selulosa : rami, jute, sisal, kapas, sabut kelapa, dll.
• Protein : bulu unta, vicuna, sutera dan wol.
• Mineral : asbes.
Yang kesemuanya itu merupakan serat alam, sedangkan serat buatan meliputi :
 Organik : alginat, triasetat, rayon, nylon, poliester.
 Anorganik : kaca, logam.
Pada dasarnya identifikasi serat tekstil dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain : cara mikroskopi, cara pelarutan, pewarnaan, pengukuran berat jenis, pembakaran, dan pengukuran titik leleh. Dari beberapa cara tersebut, cara yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan cara mikroskop.
Indetifikasi serat – serat tekstil dengan cara mikroskop dimaksudkan untuk mengetahui jenis serat dari pandangan melintang dan pandangan membujur, dengan demikian dapat diketahui ciri – ciri suatu serat contohnya wool dimana seratnya bersisik dilihat dari penampang membujur atau serat sutera mempunyai penampang melintang yang berbentuk menyerupai segitiga.
Uji identifikasi dengan mikroskop merupakan cara yang baik, karena kita dapat mengetahui dengan jelas terutama untuk jenis serat campuran, dalam pengujian dengan mikroskop ini dilakukan dengan 2 cara melintang dan membujur, dengan percobaan mikroskop ini denagan jelas mengetahui perbedaan serat yang satu dengan serat yang lain.

III. Alat dan bahan
 Alat – alat :
1. Mikroskop dengan bebeapa ukuran lensa obyektif
2. Kaca obyek ( slide glass )
3. Kaca penutup ( cover glass )
4. Gabus dan pisau silet
 Bahan – bahan :
1. Lak
2. Air ( medium )
3. Wool
4. Poliamida
5. Kapas
6. Rami
7. Sutera
8. Poliester
9. Rayon viskosa
10. Rayon asetat
11. Poliakrilat
12. Poliester rayon
13. Poliester wool
14. Poliester kapas

IV. Cara kerja
1. Membuat preparat untuk pandangan membujur.
 Mengambil serat yang akan diamati, kemudian serat tersebut diuraikan dari gintirannya menjadi satu – satu terpisah dan diletakkan pada kaca objek.
 Kemudian ditutup dengan cover glass.
 Lalu diberikan setetes air pada kaca objek untuk memperjelas pandangan.
 Siapkan preparat membujur untuk diamati.
2. Membuat preparat untuk pandangan melintang.
 Benang pengikat dimasukkan pada jarum kemudian jarum tersebut dimasukkan kedalam gabus yang telah disiapkan.
 Mengambil beberapa serat dean diluruskan lalu diolesi dengan lak dan dibiarkan sampai kering, kecuali untuk serat.
 Setelah agak kering dimasukkan kedalam smpul yang telah disiapkan dan ditarik sampai tembus pada ujung gabus dan ditunggu sampai kering.
 Kemidian gabus yagn berisi serat diiris setipis mungkin dengan pisau silet yang tajam dan diletakan pada objek glass lalu ditutup dengan cover glass.
3. Memasang mikroskop.
 Mula – mula sumber cahaya dinyalakan dan diatur besarnya cahaya yang masuk sehingga pandangan pada lensa okuler jelas.
 Kaca preparat dipasang pada meja mokroskop dengan alat pemegang benda dan digeser kearah x – y sehingga preparat tetap dibawah objektif.
 Preparat dilihat melalui okuler sambil memutar – mutar sekrup sehingga tabung mikroskop bergerak turun naik dan dicari pandangan yang paling jelas dan mata pengamat melihat dengan tak berakomodasi sehingga mata pengamat tidak lelah.
 Setelah gambar terlihat lalu digambar.

V. Diskusi
 Dalam penggunaan lak untuk serat asetat tidak boleh digunakan, karena lak dilarutkan dalam aseton yang dapat melarutkan rayon asetat, untuk ini kita gunakan perekat atau lem.
 Dalam pengamatan membujur maka serat yang digunakan jangan terlalu banyak, hal ini akan mengakibatkan serat yang diamati akan bertumpuk – tumpuk, sehingga menimbulkan kekacauan dalam pengamatan.
 Sewaktu membuat preparat, kaca penutup dan kaca objek harus dalam keadaan bersih, karena hal ini akan menyulitkan dalam pengamatan.
 Ketika mencari gambar yang jelas, pemutaran sekrup mikroskop harus dilakukan dari bawah keatas, hal ini untuk menghindari pecahnya preparat.
 Sewaktu memberikan lak harus dilakukan dengan merata karena bila tidak merata serat akan hancur pada saat diiris.
 Sedangkan pada waktu pengirisan harus didapatkan irisan yang setipis mungkin agar didapatkan gambar yang jelas sewaktu pengamatan.

VI. Kesimpulan
- Untuk membedeakan serat buatan agak sulit, karena morfologi dari serat – sert buatan bergantung dari cara pembuatannya dan spineretnya.
- Untuk serat – serat alam pada umumnya mempunyai morfologi serat yang spesifik sehingga dapat dibedakan jenis serat tersebut.

VII. Daftar Pustaka
“ Evaluasi Tekstil Kimia “, Institut Teknologi Tekstil, Bandung
“ Serat – serat Tekstil “, Institut Teknologi Tekstil, Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar